Ke Jerman dengan Modal Ngeyel
Prolog Pagi itu aku terbangun di ruangan serba putih dengan temperatur yang sangat hangat. Aku kira aku masih bermimpi, hingga aku mendegar suara seorang Pria dan anak laki-lakinya. Mereka berbicara dalam bahasa Jerman dan hari itu adalah hari pertamaku merasakan mimpi itu adalah kenyataan. Melihat benua Eropa tentu merupakan mimpi hampir semua orang. Bagiku, hanya melihat gambar menara Eifel dari film, tv, hiasan gelas, atau poster sudah merupakan kebahagiaan tersendiri. Namun, jika burung ditakdirkan untuk terbang setinggi langit, manusia pun bisa menggapai mimpinya setiggi-tingginya. Oke, sekarang aku akan bercerita bagaimana awalnya aku bisa ke Jerman dengan modal ngeyel. Kalo nekat aja udah biasa, sekali-kali ngajarin ngeyel. Hamm, Nordrhein-Westfalen Awal dibalik Impian Jadi, siang itu aku duduk di kantin parkiran sekolah. Aku masih duduk di kelas 12 SMA. Tiba-tiba sahabatku Ayu datang dan bercerita: "Eh Lit, aku denger dari temenku kalo sekolah di